Articles by "SBT"

Hallo para traveler! Apakah anda sudah memiliki rencana liburan? Atau masih bingung mau liburan kemana? Bagi yang suka pantai atau pecinta pantai (beach lovers) ini ada salah satu pantai yang sangat bagus, sejuk dan bersih namanya Gumumae Beach (Pantai Gumumae). Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya bersama keluarga berlibur ke Pantai Gumumae yang menjadi salah satu pantai favorit masyarakat di Ibu Kota Bula Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) pada liburan tanggal Satu Januari kemarin.

Semburat merah memancar dari kaki langit menjelang detik-detik terbenamnya matahari. Pantulan sinar kemerahan, menyentuh daun-daun cemara yang berbaris rapat di binbir pantai. Ketika sang surya membenamkan dirinya di ufuk barat, awan-awan yang memerah, mengantar perahu nelayan kembali ke darat. " Dengan judul Ketika Sang Surya Tenggelam di Pantai Gumumae itulah yang di kutip dari halaman web KBRN Bula oleh Abdullah Leurima, Reporter RRI Bula peraih Anugerah Pesona Bahari Indonesia 2016 (best of the best) dari Menteri Pariwisata RI.

Pantai Gumumae merupakan salah satu pantai yang terletak di Desa Sesar, Kecamatan Bula, Kabupaten SBT. Untuk bisa menikmati pesona Pantai Gumumae, para pengunjung harus melewati gerbang depan bertuliskan “Welcom to Gumamae” dan menyusuri jalan beraspal sepanjang 1,4 kilometer. dari jalan raya Kota Bula ke arah timur laut. Wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor maupun angkutan umum untuk mencapai lokasi Pantai Gumumae. Tidak lah sulit untuk mencapai lokasi wisata karena rute jalan yang dilalui mudah, beraspal dan banyak arah petunjuk ke Pantai Gumumae.

Setelah tiba di lokasi wisata, anda terlebih dahulu membeli karcis masuk yang harganya sangat ramah kantong, yaitu hanya Rp10.000 bagi kendaraan roda empat sedangkan roda dua Rp5.000 itu pun sudah termasuk biaya parkir. Setelah melewati pintu masuk pembayaran karcis, mata anda akan dimanjakan dengan pemandangan pohon kasuari laut (Casuarina equisetifolia) sepanjang jalan pantai tersebut.

Di Bula, Pantai Gumumae menjadi salah satu pantai paling favorit bagi masyarakat setempat khususnya Kabupaten SBT. Pantai ini sangat ramai dikunjungi para wisatawan lokal maupun nasional bahkan dari mancanegara pada akhir pekan atau libur panjang. Namun akan semakin ramai pada saat menjelang tahun baru tanggal 1 januari.

Pantai Gumumae terkenal dengan hamparan pohon kasuari laut yang menghiasi hampir seluruh tepi pantai. Tidak heran, dengan adanya pohon kasuari laut yang mengelilingi pantai membuat suasana di pantai ini semakin sejuk. Memang tidak banyak pantai yang memiliki karakter tersebut, sehingga Pantai Gumumae memiliki ciri khas tersendiri.

Di tepi pantai dibawah pohon kasuari terdapat beberapa tempat berteduh seperti gazebo yang memang dibangun pemerintah setempat untuk kenyamanan para wisatawan. Gazebo yang telah disediakan di pantai ini sangat bagus dan cukup luas. Sehingga para wisatawan dapat duduk santai, tiduran, bersenda gurau, makan cemilan di gazebo yang ada di pantai ini.

Anda juga dapat membawa bekal serta tikar dari rumah dan dimakan bersama keluarga dibawah pohon kasuari. Makan bersama keluarga dibawah pohon kasuari  memang sangat nikmat ditambah suasananya yang sejuk dengan udara yang segar.

Tidak begitu banyak peraturan di pantai ini asalkan tetap menjaga kebersihan sekitar pantai seperti membuang sampah setelah makan ke tempat sampah yang telah disediakan di sekitar lokasi wisata.

Pantai Gumumae memiliki pasir yang begitu halus yang terbentang sejauh 3,2 kilometer, dan menjadi salah satu permainan favorit para wisatawan karena mereka dapat bermain, menggambar dan menulis di pasir lalu memotretnya. Ombak di Pantai Gumumae tidak begitu besar, sehingga tidak berbahaya untuk para wisatawan baik dewasa maupun anak-anak untuk berenang ataupun snorkeling.

Apabila anda ingin berenang, di lokasi pantai sudah disediakan tempat untuk menyewa perlengkapan renang seperti ban pelampung. Bagi anda yang tidak suka berenang, anda dapat berjalan-jalan menyusuri pantai dengan menikmati angin semilir yang sejuk.

Pemerintah Kabupaten SBT sempat merenovasi pantai tersebut dengan membangun monumen dan lampu jalan menuju pantai pada saat Event Tour de Moluccas (TdM) pada September 2017 yang lalu  monumen dengan tulisan "Gumumae Beach" dan menjadi spot favorit untuk berfoto para wisatawan. Tak perlu khawatir jika anda lapar dan tidak membawa bekal dari rumah karena sudah banyak warung kecil di sekitar Pantai yang menjual makanan dan minuman seperti rujak, lontong, es kelapa muda dan makanan khas Kabupaten bertajuk Ita Wotu Nusa.

Di tengah teriknya matahari, rujak lontong yang lezat dan segarnya es kelapa muda sangat cocok untuk dinikmati. Harga makanan maupun minuman di lokasi wisata pun juga sangat bersahabat dengan kantong. Sehingga para wisatawan tetap dapat mencicipi jajanan khas Seram Bagian Timur sambil menikmati udara segar di tepi pantai.

Hal tersebut di ungkapkan Nur Rumodar, salah satu penjaga pintu masuk Pantai Gumumae yang di minta keterangannya pada saat liburan tahun baru  kemarin yang menjadi pilihan warga setempat yang mengisi liburan hari pertama tahun 2018.

“Sejak pagi hari warga sudah memadati pantai Gumumae, bahkan sejak malam pergantian tahun baru banyak warga yang sempat merayakannya di pantai ini,” Kata Nur Rumodar, saat di minta keterangannya pada hari pertama liburan tahun baru Senin (1/1/2018).

Menurut dia, pengunjung umumnya warga Bula, tetapi ada juga yang dari luar daerah. Karcis masuk objek wisata pantai Gumumae Rp 5.000 untuk kendaraan roda dua, sedangkan roda empat Rp 10.000.

“Rata-rata pengunjung adalah warga Kabupaten SBT serta wisatawan lokal dan nasional,” Kata Nur.

Objek wisata Pantai Gumumae di Kota Bula, Kabupaten SBT berhasil mencapai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ditetapkan oleh pemerintah setempat sebesar Rp10 juta per tahun.

“Sudah melebihi dari yang ditargetkan oleh pemerintah daerah Kabupaten SBT, Rp10 juta. Hingga September 2017 yang lalu sudah mencapai Rp11 juta, kami masih terus mengejar PAD yang lebih tinggi lagi,” Kata Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Seram Bagian Timur Ramli Keliobas di Bula, Jumat (05/01).

Jika dilihat dari pencapaian angka setoran PAD yang sudah melebihi target, kata dia, besar kemungkinan PAD Pantai Gumumae bisa mencapai 200 persen di setia akhir tahun.

“Saya perkirakan di setiap tahun baru PAD kita  bisa mencapai 200 persen karena akhir tahun biasanya sangat ramai pengunjung di pantai ini bahkan terlihat pada saat tanggal 1 Januari 2018 kemarin,” katanya.

Gumumae Beach terkenal dengan pasirnya yang halus dan terhampar memanjang, serta keindahan fenomena matahari terbenam di ufuk timur dan di hiasi ratusan pohon kasuari dan mangrove di seputaran pantai itu. Bagaimana dengan cerita pengalaman saya? Seru bukan? Jadikan Pantai Gumumae sebagai salah satu list liburan yang wajib anda kunjungi bersama keluarga, teman maupun pasangan.

 Penulis : Baim Abdullah Rumadaul
                  Dari Ufuk  Timur

Sumber : www.mediamaluku.com
http://atamainews.blogspot.com/2018/01/wisata-pantai-gumumae-ita-wotu-nusa.html

Payment for Ecosystem Services (PES) atau Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) merupakan skema yang mengharuskan pengguna suatu area tertentu membayar sejumlah nominal yang nantinya digunakan untuk melindungi dan mengelola kawasan tersebut dengan prinsip berkelanjutan. Dengan difasilitasi WWF-Indonesia, Petuanan Kataloka dan Jaringan Kapal Rekreasi Indonesia (Jangkar) menyepakati sistem PJL untuk membantu upaya konservasi perairan dan pesisir Petuanan Kataloka. Pemberlakuan PJL di Koon ini sudah dimulai sejak tanggal 29 Maret 2016 dengan menyasar kapal rekreasi (liveaboard) sebagai target awal. Dana yang diperoleh dari pembayaran tersebut akan dikelola oleh Lembaga Adat Wanu Atalo’a (Leawana) untuk kebutuhan konservasi, kebudayaan, dan pendidikan di wilayah Petuanan Kataloka. (Baca juga Pemanfaatan berbasis Hak Petuanan di Pulau Koon, Maluku).

Raja Kataloka memiliki Hak Petuanan Laut di 12 dusun di empat pulau: Pulau Koon, Grogos, Nukus, dan sebagian Pulau Gorom yang termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Seram Bagian Timur. Dari keempat pulau yang termasuk ke dalam Bentang Laut Inner Banda Arc (Inner Banda Arc Seascape) tersebut, WWF-Indonesia memfokuskan dampingannya di wilayah Pulau Koon dan perairannya sejak lima tahun lalu dengan mengawal program Marine Conservation Area (MCA) dengan tool Rights Based Management (RBM) di wilayah Petuanan Kataloka. (Baca juga Sumpah Adat Negeri Kataloka Untuk Jaga Keberlanjutan Kawasan Perairan Pulau Koon) Program tersebut dijalankan berdasarkan fakta bahwa perairan Koon merupakan salah satu daerah penyangga untuk kesediaan stok ikan di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir pun WWF-Indonesia memulai intervensinya dalam ranah pariwisata bahari yang bertanggung jawab di Koon, salah satunya dengan mengenalkan sistem PJL.

Mekanisme pembayaran jasa lingkungan di wisata bahari ini diharapkan membantu mempertahankan fungsi alami kawasan perairan dan pesisir Petuanan Kataloka dalam menyediakan sumber daya untuk keberlangsungan hidup. Leawana akan melakukan perlindungan kawasan di bawah koordinasi dan pendampingan Raja Petuanan Kataloka. Selama beberapa waktu ke depan, PT Samudera Ekowisata Indonesia (SEI), akan membantu Leawana dalam proses sosialisasi PJL ke kapal rekreasi yang masuk ke daerah tersebut. Jelajah Biru (kunjungi lamannya di http://jelajahbiru.com/), merek dagang dari PT SEI, pun bermitra dengan WWF-Indonesia dan sejumlah LSM lokal untuk mengembangkan potensi ekowisata bahari, salah satunya di Kepulauan Koon ini.

Wisata Bahari untuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat Sekitar

Sebelumnya, tidak pernah terpikirkan bahwa sektor pariwisata akan dapat mendatangkan benefit bagi masyarakat setempat, selain dari penangkapan ikan karang. Padahal, keindahan bawah laut memiliki potensi besar menjadi daya tarik utama Koon. Dalam setiap musim pelayaran, sejumlah kapal rekreasi membawa para wisatawan untuk menyelam di perairan Koon yang berarus kuat dan menantang. Biasanya kapal singgah selama satu hari di perairan Koon dalam rute mereka antara Sorong dan Banda. Jangkar, yang menaungi sejumlah kapal rekreasi yang melewati perairan Koon, telah menyatakan komitmennya untuk berkontribusi menjaga perairan kaya ini. Komitmen tersebut ditindaklanjuti dengan penyertaan Jangkar dalam proses sosialisasi dan pengembangan mekanisme PJL yang dilakukan Leawana, WWF-Indonesia dan PT SEI. Dari masukan yang diterima, disepakati pembayaran PJL bisa dilakukan melalui PT SEI yang telah memperoleh mandat dari Leawana. Hal ini akan  mempermudah proses pembayaran dan komunikasi mengingat sulitnya sinyal dan ketiadaan bank di wilayah Petuanan Kataloka. Besaran pembayaran jasa lingkungan untuk perairan dan pesisir Petuanan Kataloka dapat dicek di laman Jejalah Biru di Pembayaran Jasa Lingkungan untuk Konservasi di Petuanan Kataloka.

Pariwisata di Petuanan Kataloka akan terus berkembang dan dikembangkan. Tidak hanya wisata penyelaman di Pulau Koon. Misalnya saja, wisatawan juga dapat berkunjung ke Pulau Gorom dan menikmati resep keluarga Kerajaan Petuanan Kataloka serta trekkingdi kebun pala. Kunjungan wisatawan yang dikelola secara bertanggung jawab diharapkan mampu memberikan pemasukan alternatif bagi masyarakat yang memiliki keinginan untuk melindungi wilayahnya.

“Pemerintah Seram Bagian Timur mendukung sepenuhnya penyelenggaraan kepariwasataan yg di kelola dengan cara-cara arif. Perkembangan pariwisata perairan Koon akan membawa nama daerah kami di tingkat international,” ucap Sekretaris Daerah Seram Bagian Timur Syarif Makmur pada kegiatan Sosialisasi Pembiayaan Jasa Lingkungan di Denpasar, Bali pada 29 Maret 2016 lalu.

Penulis: Annisa S. Ruzuar (Responsible Marine Tourism and Sustainable Seafood Communication Advisor) dan Novita Eka Syaputri  (Sunda Banda Seascape Communication and Campaign Assistant)
sumber : https://www.wwf.or.id/?47922/Real-Contribution-for-Conservation

Obyek wisata yang ada di Kabupaten Seram Bagian Timur adalah : 
- Tari Lenso 
Tarian ini merupakan tarian masyarakat di Kepulauan Maluku pada umumnya. Salah satu nya, dari Kecamatan Werinama Kabupaten Seram Bagian Timur. Tari Lenso biasanya dilaksanakan pada saat prosesi pelantikan raja-raja. 
- Tari Wali-Wali Wosa 
- Tari Kabata
Dilaksanakan pada saat prosesi perkawinan anak anak raja sebagai bentuk penghormatan.
- Tari Tata Kora 
ari ini berasal dari Desa Dai, Kecamatan Pulau Gorom. Tari Tata Kora mempunyai ikatan emosional dengan Kepulauan Kei, merupakan asal mula sejarah perjalanan hubungan pela dengan Kabupaen Seram Bagian Timur. Para pemuda-pemudi sering membawakan tarian ini untuk mengingat kejadian masa lampau dan menggambarkan peristiwa atau kejadian kejadian yang terjadi.(Red/Humas Setda SBT) 
- Tari Sawat / Tarian Pergaulan 
Tari yang dilakukan untuk menghormati atau menyambut tamu pada saat acara acara adat, pelantikan raja dan bahkan dipentaskan pada acara acara lokal atau daerah setempat. Tari ini pun biasanya dipertunjukkan dengan iringan Tipa Sawat dan Seruling dan bernuansa.
sumber : http://infotimurseram.blogspot.com/2016/01/wista-budaya-di-sbt.html

KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR (BULA)

GAMBARAN UMUM
Bula adalah Ibukota Kabupaten Seram Bagian Timur, menutupi area sekitar 15.887,92 Km2 dan terdiri dari 11.935,84 Km2 lautan dan 3.971,98 Kmdaratan. Jumlah penduduk pada tahun 2009 adalah 86.709 jiwa, yang tersebar di beberapa kecamatan, antara lain; Pulau Gorong, Seram Timur, Werinama dan Bula.
Kabupaten Seram Bagian Timur berbatasan dengan Laut Seram disebelah utara, Laut Banda disebelah selatan, Laut Arafura disebelah timur dan Laut Maluku disebelah barat. Secara geografis kabupaten ini terletak diantara Benua Asia dan Australia, sehingga beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi. Temperaturnya rata-rata 27.9’ C, dengan temperatur terendah 20.2’C dan temperatur tertinggi dapat mencapai 31.9’C.

DAERAH TUJUAN WISATA
·      Danau Sole
Danau Sole yang berada desa Amarsekaru, Pulau Gorong merupakan tempat yang terkenal di dunia. Salah satu kapal pesiar musisi dunia, Mick Jagger dari Band The Rolling Stones pernah ke tempat ini. Danau ini bersih dan tentunya mengundang siapa saja untuk datang berenang atau menyelam. Lingkungan sekitarnya menarik untuk dijelajahi. Fasilitas untuk pengunjung telah disediakan. Danau Sole dapat dicapai dengan perjalanan sejauh 1 jam menggunakan kapal  atau sepeda motor dari Kataloka.

·      Pulau Kon
Merupakan pulau kecil yang terletak di tengah laut, antara Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan Pulau Gorong. Keindahan pulau dan terumbu karangnya benar-benar tidak terkatakan. Kegiatan menyelam sangat disarankan untuk mengamati terumbu karangnya. Berdasarkan mitos masyarakat setempat, ada seorang putri muda yang cantik tinggal di dasar laut sekitar Pulau Kon. Dia merupakan penjaga pulau ini. Setiap nelayan yang bertemu dengannya konon akan mendapatkan hasil tangkapan yang bagus ketika berada disekitar pulau tersebut. Pulau ini dapat ditempuh dengan perjalanan selama 1 jam menggunakan speedboat dari Pulau Geser.

·      Pulau Teluk Karang
Nikmati pengalaman menyelam yang menakjubkan di salah satu lokasi menyelam terbaik di Pulau Teluk Karang. Dihiasi oleh biota bawah laut seperti Angel Fish dan terumbu karang yang berwarna-warni siap menanti anda. Pulau Teluk Karang dapat dicapai dengan sepeda motor, mobil atau menggunakan perahu tradisional dengan waktu sekitar satu jam.

·      Pantai Englas
Pantai pasir putih Englas terletak di sebelah timur Bula, di desa Englas. Pantai ini merupakan pantai yang bersih dengan panorama alam yang indah dan air yang sejernih kristal. Pantai ini tempat cocok untuk piknik, berenang ataupun memancing. Pantai ini dengan menggunakan sepeda motor atau mobil selama 15 menit dari Bula.

·      Tanjung Sesar
Tanjung Sesar dapat dicapai dengan berkendara selama 30 menit menggunakan motor atau minibus. Tempat ini akan dikembangkan sebagai salah satu lokasi objek wisata terkemuka di kabupaten Seram Bagian Timur. Fasilitasnya yang berstandar internasional akan dibangun. Pengunjung dapat menikmati pantai pasir putih, pohon kasuari, udara segar dan suasana alam yang menyenangkan.
·      Kataloka
Bekas kediaman Raja Muda Kataloka, Jo. A. Wattimena, merupakan sebuah museum yang memamerkan koleksi benda-benda bersejarah. Terdapat gendang tua, benda bersejarah dengan hiasan 4 katak pada atasnya yang ditemukan oleh salah satu penduduk desa Amarsekaru pada pemerintahan Raja Kataloka VII (Raja Bintang). Benda-benda lainnya adalah Keris Emas atau Raja Bintang Kataloka, Meriam VOC dan lain-lain.

·      Batu Watukaman
Monumen “Tura Bail Goran Rium” didirikan untuk mengenang perjuangan bangsa Indonesia dalam membebaskan Papua New Guinea dari penjajahan Belanda. Monumen ini dibangun sekitar tahun 1962 oleh Anton Sujarwo (mantan Kepala Kepolisian Indonesia) dengan bantuan masyarakat setempat. Seorang warga Buton bernama La Masele, menunjukan jalan bagi tentara Indonesia melakukan invasi ke Papua New Guinea.

·      Pulau Geser
Geser merupakan salah satu dari sekian banyak pulau-pulau kecil yang terdapat di Kecamatan Seram Timur. Adapun tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi antara lain: Pulau Kwaos, Kidang dan Siwa-Siwan, sangat cocok untuk berenang, snorkel dan sun-bathing atau pun menikmati keindahan pemandangan alam yang masih alami. Pulau Geser dapat dicapai dengan menggunakan speedboat selama 2 jam. Perjalanan ke pulau Geser akan melewati pesisir pantai.

·      Gunung Bati
Gunung Bati terletak di desa Kina Darat dan Kilmoy, Kecamatan Seram Timur. Gunung Bati dapat dilihat dari Pulau Geser. Suku Bati tersebar di 2 desa, yaitu desa Kina Darat dan Kilmoy. Rumah penduduknya terbuat dari daun sagu. Berburu merupakan kegiatan sehari-hari masyarakatnya. Makanan pokoknya ialah sagu. Mereka masih memegang tradisi adat istiadatnya. Suku ini dipercaya memiliki kekuatan supranatural. Dikatakan bahwa Suku Bati dapat menghilang ataupun terbang ke suatu tempat, seperti ke kota Ambon atau tempat lain di dunia. Mereka mempunyai mantra-mantra untuk membuat harapan mereka menjadi kenyataan. Desa ini ditempuh dengan berjalan kaki selama 4 jam atau kurang lebih 10 km dari desa Kilmoy.

·      Desa Banggoi (Waematakabo – Kec. Bula Barat)
Desa Banggoi adalah desa yang didominasi oleh transmigran dari Bali melalui program Mayoritas penduduk desa Banggoi adalah orang Bali yang transmigrasi mengikuti program pemerintah. Pendapatan utama mereka adalah bertani. Upacara keagamaan biasanya dilaksanakan di kuil-kuil pada saat bulan purnama ataupun event-event menarik dalam kalender keagamaan mereka. Kebanyakan orang sering mengatakan bahwa ada orang Bali hidup di Bula, itu karena mereka menjaga tradisi mereka dengan baik.

·      Teluk Gusalaut
Teluk Gusalaut terletak di kecamatan Werinama. Tempat ini memiliki panorama yang istimewa dipenuhi oleh tumbuh-tumbyhan yang subur di sepanjang garis pantai. Tanjung Gusalaut biasanya digunakan sebagai pelabuhan penyebrangan kapal perintis untuk menyeberangi Pulau Geser. Tanjung ini dapat dicapai dengan speedboat selama 2 jam dari Werinama. Dari tanjung ini terdapat Air Terjun Sakakik di desa Batuasa, 1 jam perjalanan dengan speedboat.

·      Gunung Kilbadir
Gunung Kilbadir terletak di desa Madak. Menurut kepercayaan lokal, dulu gunung kilbadir berlokasi didekat desa Salagur, namun berpindah ke desa Madak akibat adanya perdebatan agama diantara kedua desa.

AKOMODASI
·      Penginapan Rifai I
Jl. Masohi. T. 0915-21103
·      Penginapan Rifai II
Jl. Padat Karya
·      Penginapan CNM
Jl. Padat Karya. T. 0915-22052
·      Penginapan Tri Putra
Jl. Padat Karya
·      Penginapan Damai
Jl. Padat Karya

RESTORAN
·      Restoran Sinar Bula
Jl. Tamaela. T. 0915-21462
·      RM. Bula Raya
Jl. Padat Karya. T. 0915-21044
·      RM. Arema
Jl. Wailola
·      RM. Ayah Bunda
Jl. Wailola
·      RM. Pelangi
Jl. Wailola

TRANSPORTASI
·      AKDP (Angkutan Kota Dalam Provinsi)
·      Kapal Motor

Sumber :http://infotimurseram.blogspot.com/2016/01/sekilas-kabupaten-seram-bagian-timur.html

Bula,  Objek wisata yang satu ini, merupakan objek wisata alam yang sudah lama diminati masyarakat lokal. Tak hanya memancarkan aura keindahan dan kesejukan, namun lokasi ini juga menyimpan cerita batu peninggalan yang banyak diyakini mengandung nilai supranatural.
Selain merupakan tempat rekreasi yang menyenangkan, air panas di obyek wisata ini dipercaya berguna untuk penyembuhan berbagai penyakit kulit. Di lokasi ini terdapat kolam-kolam pemandian air panas. Bentuk kolamnya memang sederhana, dan di dalamnya ada gua dan bebatuan yang sangat indah alam yang ada di sekitarnya sangat asri bersanding dengan tebing-tebing yang ditumbuhi pepohonan. Dengan adanya perpaduan ini, suasana di air panas Nif kental dengan keasrian alaminya.
Berendam di dalam kolam air panas sungguh memberikan relaksasi yang luar biasa. Setelah berendam tubuh And diapstikan akan segar. Letih dan capek pun hilang seketika.
Objek wisata yang mulai di kenal oleh masyarakat luar sejak tahun 2010 yang lalu ini sangat diminati masyarakat karena menawarkan daya tarik tersendiri. Selain cocok untuk liburan keluarga, tempat ini juga cocok untuk sarana refreshing remaja dan anak-anak.
Akses menuju Air Panas Nif tidaklah sulit karena letaknya hanya berjarak sekitar kurang lebih 1 kilometer dari Jalan Lintas Seram. Bila Anda memulai dari Kota Bula jarak yang ditempuh sekitar 5 kilometer dan memakan waktu perjalanan lebih kurang 1 jam.
Anda yang ingin berkunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat. Panorama alam yang indah dan udara yang sejuk di sepanjang perjalanan menuju lokasi membuat perjalanan liburan anda menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Di Ibu Kota Kabupaten yang berjulukan kota minya ini, banyak dikenal dengan wisata budaya dan sejarahnya.Sseiring dengan munculnya peradaban besar di Kabupaten bertajuk Ita Wotu Nusa tersebut namun nilai-nilai kearifan lokal masih menempati urutan satu paling atas.
Terbentuknya Air Panas Nif diketahui karena terjadi fenomena alam. Tebing air panas Nif ini tersusun dari batu-batuan yang berwarna putih. Warna putih tersebut berasal dari hidrogen karbonat dan kalsium yang terkandung dalam air panas. Akibat kandungan dalam air panas yang selalu meningkat ini, lama-kelamaan lokasi keluarnya air panas ini membentuk lapisan kapur putih menyerupai air terjun beku.
Sementara situs wisata tebing sungai Nif ini mengandung air panas dan travertine, mineral karbonat yang ditinggalkan oleh air yang mengalir. Air panas sungai Nif seperti dikatakan, bahwasanya pengunjung dapat dengan mudah menemukan kolam air panas alami yang bisa digunakan untuk berendam. Salah satu tempat untuk beredam yang berada di tengah-tengah tebing yang sering di jadikan kolam renang kesehatan oleh pengunjung yang datang ke tempat ini.
Daya tarik wisata air panas nif yang paling kuat adalah tebing putihnya yang terbentuk dari kandungan air panas, yang kemudian membeku dan membentuk seperti air terjun beku. Kecantikan inilah yang sukses menjadikan sungai Nif (Air Panas Nif) sebagai tempat pemberhentian yang wajib para wisatawan nikmati. (WEB)
sumber
http://dprd-serambagiantimur.go.id/wisata-unggulan/air-panas-alami-dan-tebing-unik-menjulang-di-sbt/

Bula, - Walaupun dikenal sebagai kota minyak, Bula yang terletak di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Maluku punya pantai yang eksotis. Potensi wisata alamnya tak kalah dengan daerah dan pantai-pantai lain di Maluku.

Bula adalah kota yang terletak di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku. Mungkin belum banyak yang tahu kota ini, atau bahkan mendengar namanya. Kota ini memang masih terbilang muda, umurnya baru 9 tahun.

Bula lebih dikenal sebagai daerah penghasil minyak. Namun sama halnya dengan daerah-daerah lain di Maluku, Bula juga punya tempat-tempat indah dan eksotis. Potensi wisata alamnya juga tidak kalah dengan wilayah-wilayah lain di Maluku.

Hanya saja, wisata alam di Bula belum sepenuhnya dikembangkan. Banyak pantai yang indah dan pulau kecil maupun besaryang tak berpenghuni. Mulai dari Pantai Engglas, Tanjung Sesar dan Pulau Karang Bais.

Karang Bais adalah pulau yang unik. Pulau ini adalah pulau kosong tanpa pohon dan penghuni. Jika air pasang, pulau ini tak akan terlihat karena tertutup air laut. Jadi, wisatawan harus menunggu air surut agar bisa berdiri di atas pulau itu.

Air yang jernih dan keindahan bawah lautnya membuat saya berdecak kagum. Untuk menuju pulau ini menggunakan speed boat, hanya dibutuhkan waktu 30 menit dari Pantai Bula. Indah!

sumber :
http://wisatagumumae.blogspot.com/2017/11/bula-sbt-kota-minyak-dengan-pantai.html

KBRN, Bula: Melepaskan kepenatan di pantai sambil menghirup aroma angin laut yang segar, pastinya merupakan sesuatu hal yang menyenangkan. Berjemur di pasir putih, berenang sambil menyelami keindahan surga bawah laut, bagi kebanyakan orang tentunya merupakan sensasi wisata yang menarik. Salah satu objek wisata bahari yang menawarkan sensasi seperti itu adalah Pulau Akat di Kecamatan Tutuktolu Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Provinsi Maluku. Pulau Akat adalah satu-satunya pulau kecil yang menyembul di perairan Tutuktolu, tak jauh dari wilayah pesisir. Kendati tidak dihuni, pulau kecil seluas tiga kali lapangan sepakbola ini didominasi tanaman kelapa yang ditanam masyarakat pesisir. Pulau yang berhadapan dengan pelabuhan alam peninggalan Belanda yang dialihfungsikan menjadi dermaga ini, menjadi tempat persinggahan nelayan sepulang dari melaut.

 Bagi masyarakat Tutuktolu, Pulau Akat adalah pulau harapan. Pulau ini diberi nama Akat karena disuksesi oleh populasi tanaman mangrove jenis Avecinia sp yang akarnya mencuat dari lumpur pasir. Karena dihuni komunitas hutan mangroveyang padat dan rapat, sumber daya ikan yang terdapat di sekitar perairan ini sangat berlimpah dan beragam. Pasirnya yang berwarna putih halus, menyajikan panorama wisata bahari yang mempesona. Azis Alzubaidy adalah warga Kampung Danama yang kepincut dengan keindahan Pulau Akat. Kendati saat ini, aktivitasnya lebih banyak dihabiskan di luar daerah, kerinduannya terhadap panorama alam yang tersaji di pulau matahari terbit ini tak pernah dilupakan. Dulu waktu masih duduk di bangku SMP, Azis Alzubaidy memang sering diajak sang paman menjaring ikan di sekitar perairan Pulau Akat sehingga kerinduannya terhadap pulau tersebut takan pernah tergantikan. Menurut Azis, Pulau Akat memiliki keindahan alam yang indah. Profil pantainya yang berpasir putih halus dan dikelilingi terumbu karang indah, sangat cocok untuk kegiatan snorkeling maupun diving. Di pulau ini terdapat banyak pepohonan kelapa yang ditanam masyarakat, termasuk Pala. Populasi tanaman mangrove jenis Aveccinia terkonsentrasi di bagian pesisir yang menghadap laut lepas. “Pulau Akat juga memiliki keindahan bawah laut yang masih alami. Terumbu karangnya masih utuh sehingga cocok untuk aktivitas diving, snorkeling atau memancing ikan-ikan karang. Di sini kita bisa menikmati keindahan matahari terbit yang muncul dari kaki langit,” ungkap Azis Alzubaidy kepada RRI di Bula, Rabu (9/11/2016). Menurutnya, berdasarkan cerita orang tetua, pulau kecil ini disebut Pulau Akat karena pulau tersebut disuksesi populasi tanaman mangrove yang dalam bahasa tanah atau bahasa adat Seram Timur disebut Akat. Jenis tanaman pantai ini, umum ditemukan dalam jumlah besar di wilayah pesisir Tutuktolu. “Sejak dulu masyarakat di kampung-kampung pesisir Tutuktolu telah melakukan aktivitas berkebun di pulau itu. Kampung-kampung itu antara lain, Kilbat, Sesar, Air Kasar dan Waras Waras.

 Selain berkebun, para nelayan setiap hari melakukan aktivitas pancing di sana karena menurut mereka sumber daya ikan di perairan sekitar Pulau Akat sangat banyak dan beragam,” ujar Azis. Saat ini, kata Azis, beberapa sarana prasarana wisata sudah dibangun di Pulau Akat, diantaranya walang atau gazebo dan jembatan kayu berukuran kecil. Sarana prasarana ini dibangun oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Seram Bagian Timur.Meski demikian, minta masyarakat untuk datang berkunjung ke pulau ini masih sedikit akibat ketiadaan sarana transportasi. Menurut Azis Alzubaidy, potensi perikanan dan pariwisata di Kabupaten Seram Bagian Timur sangat menjanjikan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Sayangnya, potensi ini belum dilirik pemerintah daerah sebagai sektor unggulan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Alih-alih membangun infrastruktur wisata, pemerintah daerah justru terkesan menelantarkan objek-objek wisata yang tersebar di hampir semua wilayah pesisir. “Kita memiliki tempat-tempat indah yang banyak, beragam spesies ikan yang melimpah. Namun hingga saat ini tidak dapatdikelola dengan baik. Jika saja pemerintah daerah dan dinas terkait serius untuk mengeksplorasi danmengeksploitasisumber kekayaan yang kita miliki maka negeri ini akan jauh lebih baik dan mampu berdiri sejajar dengan daerah-daerahlainnya di Maluku,” ujar Azis Wisata mangrove Pulau Akat di Kecamatan Tutuktolu sejatinya harus proyeksikan sebagai pintu masuk menuju objek wisata pulau-pulau kecil yang berserakan di perairan Seram Timur, Gorom dan Wakate.

 Posisinya yang berdekatan dengan BandarUdara Buak Uriti Kufar dan Dermaga Air Kasar, sangat potensial untuk dijadikan sebagai daerah transit turis menuju Pulau Geser, Neiden, Nukus, Koon dan Gorom – Wakate. Tinggal sekarang menunggu itikad baik pemerintah daerah membangun infrasruktur wisata atau membiarkannnya terlantar tanpa sentuhan apa pun. Yang pasti, wisata mangrove Pulau Akat dan pulau-pulau kecil di semenanjung Seram Timur menyajikan eko turisme yang berbeda dan menyegarkan sehingga patut dikunjungi. (AL/AKS) Sumber : rri.co.id, wisata gumumae

alistarbot

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget